CERITA DEWASA MELIHAT ISTRIKU DIPERKOSA MALING PERKASA

CERITA DEWASA MELIHAT ISTRIKU DIPERKOSA MALING PERKASA


CERITA DEWASA MELIHAT ISTRIKU DIPERKOSA MALING PERKASA, Hasrat-Bispak52 Mendadak suatu nada keras menggugah kami di larut malam. Fatimah istriku merengkuh lenganku karena sangat ketakutannya. Nada itu hadir dari arah dapur. Kelihatannya kaca yang jatuh amburadul. Instingku menuturkan ada sesuatu hal yang gak kelar ada dalam rumah ini. Saya bangun serta menghidupkan lampu. Istriku usaha mengendalikan saya. Dengan berhati-hati saya bangun serta buka pintu dan ambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang benar-benar saat tampil pribadi asing di bawah jendela dapurku. Terlihat di lantai kaca jendela pecah berantakan. Tentu ia ini maling yang akan merampas di dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya maling ini berdiri serta ambil langkah pendek menyabet pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut serta jambangnya yang gak bercukur tampak demikian gahar. Dengan busananya yang T. Shirt gelap dan celana jean bolong-bolong ia menyeringai memberi ancaman saya dengan pisau dapur itu.


Saya memanglah lelaki yang tidak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Memandang tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari kembali pada kamar tidurku serta tutup pintunya. Tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras menghimpit buat mengancing kebalikannya maling itu selalu menggerakkan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Tetapi suara itu nyata buang waktu. Rumah kami merupakan rumah baru di perumahan yang sedikit penghuninya. Tetangga paling dekat kami yaitu Pak RT yang jaraknya seputar 30 rumah kosong, yang belum mempunyai penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang beda yakni bentang kali dan sawah yang luas berpetak-petak. Mulai sejak pernikahan kami dua tahun lalu, berikut ini rumah credit kami yang anyar kami tinggali waktu dua bulan ini.


Usaha ambil serta dorong pintu itu dengan jelas dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai dan maling itu dengan bebas masuk ruang tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku biar tidak berteriak-teriak sekalian memberi ancaman mau menggunting leherku. Istriku saat itu juga ‘klakep' sepi. Sembari menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya digapainya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya kelihatan sapu ruang keluarga serta menarikku merapat ke dalam lemari perlengkapan. Nyata di nyari-nyari benda mempunyai nilai yang kami taruh.


Ia mendapatkan lakban di pijakkkan beberapa macam perlengkapan. Dengan 1/2 membanting ia memajukan saya biar duduk di lantai. Ia me-lakban tangan serta kakiku lantas mulutku sampai saya betul-betul bungkem. Pada situasi tidak berdaya saya diambilnya balik ke kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sembari menangis histeris. Tetapi itu cuma sekejap.


Maling ini benar-benar eksper dan berdarah dingin. Ia cuman omong,


"Diam nyonya cantiikk.. Tidak boleh bikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' serta sepi.


Kelihatan maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset serta pesawat radio di kamarku. Ia nampaknya berpikiran. Semua kulihat dalam kelumpuhan serta kebisuanku sebab lakban yang mengikat kaki tanganku serta membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya disudut tempat tidur karena shock serta histeris dengan insiden yang tengah berlangsung. Dengan lakbannya dia terus bekap mulutnya serta direbahkannya badannya di dipan. Saya tidak sanggup apapun cuma bisa tergeletak dan berkedip di lantai. Saya menyaksikan bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Nyatanya maling itu melebarkan tangan istriku serta mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi tempat tidur kayu kami. Demikian juga pada kakinya. Ia bentangkan dan ikat di kaki-kaki dipan. Dan selanjutnya yang terjadi yaitu saya yang tergeletak lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku terlentang dan terlilit di dipan pengantin kami.


Hatiku benar-benar tidak nikmat. Saya panik maling ini melakukan hal di luar batasan. Menyaksikan figurnya, terlihat ia ini orang kasar. Badannya kelihatan kuat dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada sekitaran 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sekalian membentak,


"Diam nyonya cantiikk.." waktu memandang istriku yang benar-benar kelihatan sangatlah seksi dengan baju tidurnya yang serba mini sebab udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya pengin makan dahulu ya sayaang.. Tidak boleh jenis-jenis". Ia nyelonong keluar ke arah dapur. Dasar maling tidak dengan modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Tampak istriku berontak melepas diri dengan buang waktu. Kadangkala tampak matanya resah dan ketakutan Menyaksikan saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku bermaksud melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Selepas makan maling itu gelatakan membukai Pelbagai almari dan laci-laci dalam rumah. Ia tidak dapat peroleh apapun sebab kami tidak mempunyai apa- apa. Saya asumsikan begitu parasnya dapat sedih karena gigit jari. Kudengar suara gerutu. Kelihatannya ia geram.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruangan tidur kami. Buka almari kemeja dan mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan tiruan istriku.


Lantaran tidak mendapat apa yang dicari Maling memindah tujuan kejengkelan. Ia pandangi istriku yang terlentang dalam ikatan di dipan. Ia merapat sekalian memarahi,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang cemerlang berotot bergerak menggapai busana tidur istriku lantas menariknya dengan keras sampai robek dan putus kancing-kancingnya. Dan yang lalu terlihat terpajang merupakan bukit kembar yang demikian cantik. Payudara Fatimah yang paling ranum serta padat yang memanglah tanpa BH tiap jam tidur. Terlihat sekali paras maling itu kagum.


Sekarang saya sungguh-sungguh sangatlah takut. Semua Peluang dapat berlangsung. Saya lihat terdapatnya transisi raut parasnya. Setelah tidak menghasilkan uang atau benda mempunyai nilai ia jadi ingin tahu. Ia terasa punya hak mendapatkan alternatif yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah serta dengan selalu melihati buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian dipan.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sekalian tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali gak dapat menampik lantaran kaki dan tangannyaterikat lakban itu. Serta tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sekalian Memperdengarkan suara dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata dan menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menstimulasi ia makin beringas. Tangan-tangannya tanpa sangsi mengelus- elus kemudian meremas-remas buah dada Fatimah dan bagian badan sensitive yang lain. Masalah ini serius bikin darahku menggelegak geram. Saya mesti melakukan hal suatu yang bias hentikan seluruhnya apa saja resikonya. Yang lantas dapat kulakukan merupakan gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk dan selanjutnya menyepakkan ke pinggiran ranjangku. Maling itu terkaget tetapi sekali-kali tidak berubah.


"Hey, brengsek. Pengen ngapain kamu. Tidak boleh jenis-jenis. Gak boleh kacaukan istrimu yang tengah nikmati pijitanku,"ia mendamprat saya. Serta saya lalu patah semangat. Saya mustahil melakukan hal apapun kembali. Sekarang cuman batinku yang meratap peristiwa ini.


Dan yang berlangsung seterusnya yaitu suatu Yang serius menyeramkan. Maling itu menarik robek seluruhnya pakaian tidur istriku. Ia sungguh-sungguh bikin Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Selanjutnya ia rebah rapatkan badannya disebelahnya. Istriku terlihat bak rusa tumbang dalam cengkeraman serigala. Dan sekarang pemangsanya merapat buat mengoyak-oyak buat nikmati badannya.


Ia gak sanggup berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya makin sadari begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia perlihatkan begitu beberapa bagian badannya memperlihatkan sensualitas yang tentu silau tiap lelaki yang melihatnya. Rambutnya yang mawut tergerai, diskusi lengan serta pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman beberapa lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking begitu melawan. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian hebat mengagumkan syahwat. Saya sendiri bertanya-tanya bagaimana saya dapat mempersunting dewi secantik ini.


Dan sekarang maling kasar itu menenggelamkan wajahnya ke dadanya. Ia menciumi dan menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang kelihatannya usaha berontak dengan mengulet-geliatkan badannya yang ditegaskan percuma. Dengan kian kejam gairah nyolongnya sekarang beralih jadi hasrat binatang yang disanggupi birahi.


Ia masuk menjilat-jilat dan menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Ini acara pesta besarnya. Ia barangkali tidak pernah memikirkan akan merasakan nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan serta kecupannya maling ini masuk ke perbatasan pinggul Fatimah kemudian naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sembari tangannya gerayangan ke semua arah meremas serta terlihat kadang sedikit mencakar mengalirkan gelegak gairah birahinya.


Perlawanan istriku sudah menurun. Yang didengar sebatas gumam dengus mulut tersumpal sembari menggeleng-gelengkan kepalanya menjadi pernyataan penolakannya. Kemungkinan ketakutan dan kelelahannya membuat stamina-nya ‘down' serta lumpuh. Sementara si maling selalu melumati perut dan menjilat- jilat sisi-sisi sensual badannya.

CERITA DEWASA MELIHAT ISTRIKU DIPERKOSA MALING PERKASA

Kebringasan dan kebrutalan keinginan syahwat maling ini bertambah melejit ke pucuk. Terang dapat menyetubuhi istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari tempat tidur dan dalam sekejap melepas T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya. Saya takjub. Maling itu miliki bentuk badan yang paling atletis serta menarik menurut ukuran penampilan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat sebab keringatnya tampak dadanya, otot lengannya perutnya demikian cepat seperti pelaksana binaraga. Tungkai kakinya, paha serta betisnya benar-benar selaras sekali.


Yang membikin saya terperangah merupakan kemaluannya. kont*l maling itu demikian menakjubkan. Tampak dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan lantaran kerasnya tekanan darah syahwatnya yang menekaninya. Besar serta panjangnya di atas umumnya kemaluan orang Asia dan kelihatan amat selaras dalam warna hitaman semula setelah itu sedikit belang kecoklat-coklatan di leher serta ujungnya. Lubang kencingnya tampak dari belahan bonggol yang mekar melawan. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awal mula yang kutemui dari rambut dan jambangan yang gak bercukur dan bajunya yang dekil langsung hilang demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia terlihat amat jantan jenis jago.


Dalam ketakutan dan was-was istriku Fatimah menyaksikan waktu maling itu bangun dan dalam sekejap melepas busananya. Demikian lelaki maling itu serius telanjang saya memandang perombakan di wajah dan mata istriku. Paras serta penglihatannya terlihat kagum. Yang belumnya layu dan kuyu sekarang sadis dengan mata yang membelalak. Sebab barangkali ketakutannya yang makin jadi atau sebab terdapatnya 'surprise' yang tampil dari figur lelaki telanjang yang saat ini ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu gak dilepaskan sampai ekor matanya ikuti dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Kendati pun saya gak berani mengaitkan dengan cara tepat, menurut pendapatku muka jenis itu ialah muka yang di terpa nafsu birahi. Apa ada birahi Fatimah bangun dan berkeinginan di lelaki maling yang dengan beringas sudah mengikat dan menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau 'surprise' yang dihidangkan lelaki itu udah membalik 180 derajat dari takut, berang serta tidak suka jadi dorongan syahwat yang luar biasa yang menerpa seluruhnya sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang kasmaran dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari tempat tidur dan merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia mencapai kaki Fatimah yang terlilit serta mulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku lalu mengulumnya.Cerpensex


Saya lihat kaki Fatimah yang seperti disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta dan meregang- regang. Saya tidak jelas. Apa itu gerak kaki untuk berontak atau menghentikan kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu lagi serang dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia mengerjakan di ke-2  tungkai kaki istriku buat mulai lumatan dan jialatan sesudah itu ke arah pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan triknya maling itu benar-benar berencana Jatuhkan martabatku selaku suami Fatimah.


"Mas, istrimu sedap sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Dan saya di sini yang terkapar jenis tangkai pisang gak mempunyai daya cuman bisa menerawang dan menelan ludah.


Akan tetapi ada yang mulai merambati dan merasuk ke sanubariku. Saya ingin mengetahui, ragam apa muka Fatimah waktu kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Dan impian tahuku itu rupanya mulai menggairahkan syahwat birahiku. Dalam tergeletak sekalian mata tidak terlepas menyaksikani tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang ayu kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Kulihat begitu maling itu masuk ke Selangkangan istriku. Ia menciumi dan menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang di tiap rambahannya. Akan tetapi yang membuat jantungku berdetak cepat merupakan geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya sekalipun tidak memandangnya jadi perlawanan seseorang yang disakiti dan dirampas kehormatannya. Istriku tampak demikian tenggelam nikmati tingkah maling itu.


Saya pastikan jika Fatimah udah terbenam dalam nafsu seksualnya. Ia menggelinjang-geliat dan menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah alami kegatalan birahi yang paling luar biasa serta sekarang nuraninya lagi jemput serta rindui kenyotan bibir sang maling itu. Sementara itu saya usaha terus pikir positip. Jika sangatlah berat menampik bujukan syahwat sebagai halnya yang lagi dirasakannya. Secara perlahan serta nyata kont*lku sendiri kian keras dan tegak saksikan yangharus saya tonton itu.


Serta klimaks dari pertempuran ‘perkosaan' itu berlangsung. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap dan mengenyoti itil istriku serta meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Gak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya lebih diangkatnya tinggi-tinggi. Ia tampak mau raih orgasmenya. Bukan main. Kebanyakan begitu susah untuk Fatimah mendapati orgasme. Ini kali belum maling itu lakukan penetratif ia sudah dekat di pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Saksikan ituu.. Betul.. Fatimah menggapai orgasmenya.. Nittaa..


Ia mengusung tinggi bokongnya dan selalu Diangkatnya sampai sekejap sekalian terkejat-kejat. Tampak meski tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seolah ingin meremas suatu hal.sebuah hal.  Serta kaki-kakinya yang meregang mengatakan begitu nikmat syahwat tengah menimpanya. Itu dia yang dapat ditunjukkan olehnya disebabkan tangan dan kakinya masih terlilit ke dipan.


Dan si maling responsif. Sebelumnya terburu Fatimah Kecapekan ia naik menindih badan istriku dan membimbing kont*lnya ke lubang vaginanya. Sekian kali ia mengocak kecil sebelumnya lantas kemaluan yang cukuplah besar serta panjangnya itu menembus dan ambles ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang kelihatannya disemangati oleh istriku dengan menggoyang dan mengangkut-angkat bokong dan pinggulnya biar kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Lihat insiden itu. Utamanya bagaimana paras istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi dan alisnya. kont*lku amat terbendung oleh celana sempitku. Saya tidak dapat kerjakan apapun untuk Membebaskan dorongan syahwatku.


Lecutan maling itu kian cepat dan kerap. Saya yakinkan jika maling itu tengah dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang kian kuat kaku kelihatan licin berkilat sebab cairan birahi yang melumasinya terlihat seperti piston diesel masuk keluar menembusi mem*k istriku. Saya asumsikan begitu nikmat menerpa istriku. Dengan keadaannya yang terus terlilit di tempat tidur, bokongnya terlihat turun-naik atau mengegos menangkis pompan kont*l lelaki maling itu.


Secepatnya spermanya dapat muncrat isi rongga kemaluan istriku. Dan kelihatannya istrikupun dapat mendapat orgasmenya kembali. Orgasme berturutan. Bukan main. Sepanjang menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Akan tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia ingin jemput orgasmenya yang ke dua.


Masa-masa pucuk orgasme dan ejakulasinya bertambah dekat, lelaki itu dekatkan parasnya ke paras Fatimah dan tangannya mendapat lalu lepaskan lakban di mulut istriku. Tapi ia tidak memberikan peluang buat teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya tonton mereka sama sama berpagut. Dan itu bukan pagutan paksakan. Istriku terlihat menyahut lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Serta ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu melepaskan cepat pagutannya dan sedikit bangun. Ia menyikat pisau dapur masih ada pada dekatnya. Dengan masing-masing sekali babatan ke-2  ikatan tangan Fatimah terlepas. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat memegangi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Dan tanpa sangsi dan kuatir demikian bebas tangan istriku langsung memegangi badan lelaki maling ini. Sekarang saya melihat persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku  mendesis top, tidak ada perkataan akan tetapi terang, ia kembali raih orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat melepaskan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu dan menanamkan kukunya. Tampak bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat luka dan berdarah.


Masih sekejap mereka pada suatu dekapan sebelumnya pada akhirannya lelaki maling itu bangun dan menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku segera lihat spermanya yang kental meluap tumpah dan meluluh dari lubang vagina Fatimah. Sebentar mata maling itu melihati badan istriku yang terlihat loyo.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama