CERITA DEWASA GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak52 Seusai demikian lama saya lalui hidup dengan 2 orang suami disisiku dan sudah banyak kesenangan duniawi yang saya dapatkan, pada akhirnya juga ada rasa was-wasku. Hati was-wasku muncul jika terlebih Duta ada dari Jakarta lagi saya tidak dapat melayaninya di tempat tidur sebab kodratku sebagai wanita yang perlu terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali. WAJIB 4D

Sedang Mas Pujo karena setiap hari ada disisiku saya tak terasa demikian kebeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar dan memahami kondisiku, bahkan juga Mas Pujo dengan suka-rela mengalah buat memberi peluang pada Duta mengesankan dirinya sendiri"meniduri" diriku jika Duta akan pergi rada lama, kebalikannya demikian pula kalaupun Mas Pujo ingin dinas luar. Ada impianku untuk menemukan substitusi peranku jadi isteri buat mereka berdua saat tamu"jepang" itu ada. Hasrat itu demikian besarnya menghimpit jiwaku sebab didorong rasa sayangku di ke-2 nya.

Sehabis mengangsung baik-buruk dan untung rugi, jalan buat merealisasikan impianku itu pada akhirnya ada pula. Secara bertepatan saya sedang mengikut arisan ibu-ibu yang teratur dikerjakan tiap-tiap bulan di kantor suamiku. Umumnya selaku isteri bos saya rada mengontrol jarak dengan ibu-ibu yang lainnya, tetapi entahlah seusai datangnya Duta saya jadi tambah PD serta dekat dengan mereka. Salah satunya ibu yang turut arisan teratur itu merupakan isteri seseorang eksekutif menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama kedok suami). Wanita trah Manado dengan Madura kulitnya tidak begitu putih seperti wanita Manado secara umum tetapi justru dekati mulato tetapi terlihat bersih serta kemel, tingginya lebih kurang 165 cm, serta bodinya cukup ramping biarpun telah mempunyai anak dua orang. Yang spesial sebetulnya wujud perutnya yang rata khususnya sisi bawah pusar tidak seperti wanita yang sudah punyai anak saja serta umurnya baru 35 tahunan. Ia terhitung tidak elok namun ayu dadanya lumayan besar kalau disaksikan di luar juga semakin besar dari ukuran saya. 
"Mbak Rien saat ini lebih segar lho.?" bisiknya satu di saat ditengah-tengah acara arisan yang bising oleh suara ibu-ibu.

"Ah jeng Meta (rahasia) ini dapat saja, Mbak sejak dulu kan begini-begini saja to." jawabku walaupun ada rasa GR pula dalam hati.

"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap tanggapan kalaupun dikantor ini Mbak termaksud orang masih semlohai (semok molek aduhai) biarpun sudah berusia" terusnya.

"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.

"Namun betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya minta.

"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak bila Mbak kasih tahu pula sia-sia wong tidak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.

"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.

"Betul pengen tahu..?"

"Ya.!"

"Minum Air liur burung" bisikku sekalian merapat ke telinganya.

"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.

"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.

"AH! Mbak guyon!"

"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.

"Itukan biasa Mbak"

"Biasa bagaimana, bila sebatas ML terus tuntas ya biasa jeng tetapi ada langkahnya" jelasku.

"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.

"Sangat sekali ya kadangkala kedua kalinya Mbak" jawabannya.

"Bila ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.

"Ya biasa Mbak bercumbu lagi gitulah..! Selalu tuntas ya demikian saja" jawabannya.

"Lho ya telah bagaimana to jeng, hendaknya kan ada pemanasan, permainan lagi pendinginan dan apa jeng Meta terus bisa capai pucuk?"

"Itu Mbak persoalannya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sembari menerawang.

"Lagi"

"Ya apabila sudah demikian sangat saya yang gelisah dan umumnya sekedar dapat melepaskan ke tugas rumah Mbak" terusnya.

"Nach itu jeng pembedanya, Mbak dengan Mas Pujo selalu pucuk sampai beberapa kali lho" jawabku.

Kusaksikan mukanya terlihat terpukau serta terlihat rasa ingin taunya yang terpancar dari matanya.

"Jeng ML itu kalaupun dilaksanakan secara benar serta suka cita dapat membuat kita tahan lama muda, lantaran kerja hormon-hormon pada tubuh kita jadi maksimum" lanjutku mengatakan bak seaorang dokter.

"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" penyelaannya.

"Karena itu saya omong, walau Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah tentu dapat.. Bahkan juga.." jelasku berniat memancing reaksinya.

"Juga apa Mbak.?" Tanyanya tidak sabar.

"Bahkan juga kalaupun jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo pula belumlah pasti ingin" lanjutku sembari berbisik.

"Ahh Mbak" jawabannya sembari mencubit lenganku.

Narasi kami selesai dengan selesainya acara arisan, saat sebelum pergi Meta sempat berbisik kapan waktu pengen diskusi kujawab ya setiap waktu. Bahkan juga kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.

Satu minggu sesudah itu waktu itu jam 19.00 malam, Duta anyar ada dari Jakarta tengah saya kembali ada tamu jepang jadi saya berniat memberikan blowjob Duta lagi Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telpon berdering, sebab saya dan Duta hampir sudah telanjang karena itu Mas Pujo yang membawa telpon.

"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya tidak tahu apa jawaban disamping sana, tetapi,

"Ya betul, pengen berbicara dengan Mbak Rien..? Tidak lama ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta mau tak mau membebaskan pelukannya padaku. Sebetulnya jalan cerita ini saya yang buat, sebab saya pengin Meta bisa main kerumah hingga kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota buat supervisi waktu tiga hari.

"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mengawali pembicaraan.

Kami bicara panjang lebar hingga selanjutnya menyentuh perbincangan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku buat belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau lihat saja kami yang mempraktikkannya berdua. Meta ingin tahu saat saya dan Mas Pujo pengin bercinta disaksikan pihak lain, kujawab jika saya cuma dapat jika orangnya itu Meta, lain tak lagian cuman hanya beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas pada akhirnya kuulangi kembali tawaranku dan jawabnya.

"Iya Mbak BT nih anak-anak telah pada tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.

"Ya telah to main saja ke rumah, kami seluruh tengah tidak ada aktivitas kok lagian masih sore" jawabku.

"Tetapi Mbak,"

"Apa?"

"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.

"Tidak pa-pa kami sekedar berdua kok, tak boleh khawatir kelak pulangnya kami antara" jawabku.

"Oke Mbak tetapi janji lho.. gak perlu dipraktekin sama saya.." pintanya akhiri perbincangan.

Selanjutnya kami tutup penuturan, rumah Meta kurang lebih 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar dan bersembunyi di kamar sementara saya serta Mas Pujo yang bisa terima Meta. Gagasan ini pernah kuutarakan awal kalinya sama suami-suamiku. Lebih kurang 25 menit kami tunggu ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu sekedar gunakan piyama tanpa ada dalaman yang memberikan pintu.

"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah dibarengi Mas Pujo.

Meta gunakan busana cukup ketat maka dadanya yang membusung tampak kabur namun saya meyakini laki laki mana saja bakal ingin tahu mau tahu didalamnya, terlebih dengan kancing depan serta belahan dada yang rada kebawah tengah bawahan dia gunakan celana jean kelihatan seksi sekali pantatnya.

"Malam, wah.. Jeng Meta tidak nyagka lho bila dapat main kerumah tidak kesasarkan?" tanyaku.

Sesudah mempersilakan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya menyentuh problem tempat tidur, Mas Pujo bisa menyaksikan mimik muka Meta yang bosan tahu jika dia mulai juga kepancing birahinya. Karena perkataan kami yang menggairahkan saraf telinga Meta serta kami tidak menuturkannya secara vulgar, tanpa ada berasa jam memberikan angka 9 malam, Meta risau.

CERITA DEWASA GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak udah malam nih Meta pengen berpamitan" pintanya tetapi matanya terlihat sayu.

"Tak boleh dahulu tuturnya pengen belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian menyaksikan Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D

"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"

Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra serta halus.

"Gak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sekalian memegangku, kami berciuman, serta sama-sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam wajahnya lihat episode kami, walaupun begitu saya melakukan secara halus dan berhati-hati sekali.

"Seperti inilah kami melakukan jeng," kataku menerangkan seperti dosen saja.

"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya namun tidak bergeser.

"Ayolah.. gak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu kondisi selekasnya merapat maka duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, lagi digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.

"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas teknik pemanasan saja lho Mbak" pintanya sekalian melihatku.

"Ya, Mas sekedar akan perlihatkan metode pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.

Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, mendapatkan tindakan semacam itu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tiada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, diulang-ulanginya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya cukup lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo dan Mas Pujo mulai tingkatkan laganya, tangannya beralih ke bawah ketiak Meta serta tarik badan Meta kepelukannya. Semuanya ini dilaksanakan di sofa ruangan tamu, sembari duduk bedempetan.

Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, serta Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat serta sama sama hirup (pekerjaan bersilat lidah benar-benar Mas Pujo amat mahir). Selesai nyaris sepuluh menit mereka sama sama raba Mas Pujo tingkatkan laganya dari meraba sisi luar terus melepaskan kancing atas pakaian Meta jari-jari tangannya mulai menyisir tepian BHnya ketujuan ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya serta menjepinya dengan 2 jemari. Saat itu mulut Mas Pujo mulai merembet ke bawah ke belahan dadanya yang sekal.

Tanpa ada tersadari Meta tangan kanan Mas Pujo udah menyusup ke punggung Meta dan melepas kait BH Meta jadi tampaklah buah dada Meta yang cepat dan menentang, tanpa buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tak bisa menahan diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo serta mulai mengerjakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar serta lurus ke bawah pusar. Tanpa menampik Mas Pujo jadi memberikan peluang di Meta menyorongkan tubuhnya, sekalian mulutnya terus bergelayut di puting Meta, tetapi tanggannya sudah memulai menarik resleting celana jeannya. Meta tidak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan maka situasi nampak redup serta tambah romantis.

Meta telah melempengkan kakinya di sofa sembari kepalanya bertopang pada tanganan sofa, sementara tinggal memakai CD warna merah, Mas Pujo belum membebaskan piayamanya dengan status di atas Meta tetapi batangnya telah tampak mengacungkan sebab diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit tepian CD Meta serta menariknya kebawah hingga bugil Meta masih tenang karena barangkali memandang Mas Pujo tidak melepas piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun menuju pusar selalu menciuminya serta meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, ditangani demikian Meta meracau gak karuan.

"Aduh Mas.. Mbak Meta gak tahan.. oh Mas Pujo"

Saya berikan code di Duta, waktu itu Mas Pujo sudah mencelupkan parasnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya terhalang pegangan bangku maka dari itu saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karena itu nampaklah gundukan bukit venus yang elok dan merekah merah maka meringankan untuk penetratif.

Perlahan-lahan Mas Pujo mundur serta Duta yang sudah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam kepuasan yang diterimanya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tidak mengira kalau ada pertukaran status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya dan arahkan ke lubang surga Meta, dengan tepat Duta menghentak dan bles..!

"Ahh Mas saya tidak ingin.. tidak ingin" sekalian meronta namun sekencang kilat saya membelai serta mengulum putingnya, sedang Duta langsung menutup kaki Meta karenanya Meta cuman dapat mendesis serta ingin berontak namun karena gempuran rasa nikmat yang mengagumkan dia cuman menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya tidak tahan.. Tidak ta.. Hhaan.."jerit Meta sekalian mengartikulasikanng napasnya mengincar semuanya otot-otot tubuhya meregang penanda orgasme hingga sampai.

Duta menyamai dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan dan teratur juga dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-kali yang nyaris membuat gak sadar diri. Selesai napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa lantaran itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya dan..

"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya kuatir sembari pengin berontak namun penguncian Duta serta kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya membuat ia tidak mempunyai daya.

"Bagaimana Mbak? Saya tak ingin Mbak, saya pengin sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.

"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menyantaikannya, sembari kukedipi Mas Pujo untuk bersiap mengambil alih statusku.

Mas Pujo merapat serta memulai melumat puting Meta yang samping kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang sisi kanan. Mendapatkan gempuran terus-menerus dari bawah dan atas Meta jadi naik birahi kembali..

"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok seperti ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, mari terus Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta menyebutng kembali menjejaki orgasmenya yang ke-2 .

Dutapun nampak mulai berkerenyit dahinya dan semakin keras kocokannya, tandanya ingin menggapai orgasme jadi cepat saya ambil sementara Mas Pujo langsung gantikan status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tanpa memberikan peluang di Meta buat mengontrol napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sekalian mengocak-ngocok batangnya.. Dan..

Creett.. Crett.. Cret..

Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta memandang semuanya itu sekalian mendelik meredam nikmat karena kocokan Mas Pujo. Sesudah nyaris 1/2 jam mereka sama sama pecut selanjutnya mulai ada sinyal tanda Mas Pujo dan Meta akan menggapai pucuknya dan..

"Aaahh Mas saya tidak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjejaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo memberikan peluang untuk ambil napas sekalian kadangkala masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.

"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta pada Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.

Mas Pujo menyelesaikan kocokannya dan mengambil kontolnya dan menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sekalian selalu berbaring telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang telah lebam dan berenyut-denyut. Selanjutnya.. 

Crett.. Crett.. Crett

Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sekalian membeliakkan mata, kemungkinan belum biasa namun lalu dijilatinya beberapa sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.

Selanjutnya mereka bertiga istirahat atur napas, sembari nikmati sejumlah sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Masa itu telah jam 11-an malam.

"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sekalian memukul bahuku.

"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.

"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sekalian mengerling ke Duta.

"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.

"Jeng Meta pengen pulang..?" tanyaku kembali.

"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.

Saya serta Duta membawa Meta pulang sedang Mas Pujo nantikan rumah, di jalan Meta ucapkan terima kasih sama Duta, ucapnya anyar kali inilah alami multiorgasme yang sekian lama ini cuma harapan saja. Meta juga berani mencium Duta di depanku waktu dia turun dari mobil. Sesudah mengantarkan Meta pulang saya memperoleh kecupan spesial dari Mas Pujo dan Duta ujarnya mereka tidak pernah mengayalkan wanita lain sampai kini karena sebetulnya sampai kini mereka telah terasa cukup hanya dengan serviceku. Tetapi kehadiran Meta bikin mereka jadi berbahagia. Serta waktu 3 hari mereka berdua selalu bisa mengesankan Meta sampai waktu hari paling akhir Meta memohon nginap di rumah dan mereka main sampai 4x. Sebagai isteri saya terus resah lihat keperkasaan mereka berdua, tapi kemunculan Meta bisa sedikit sebagai obat kegelisahanku.

Pembaca yang budiman hingga sampai waktu ini akan setahun saya Meta, Duta serta Mas Pujo tanpa ada Jhony mengerjakan ini. Meta makin rajin memiara dianya sendiri serta dia tambah berbinar dia begitu menggemari Mas Pujo meski begitu kami semuanya berbahagia. Ada pembaca yang tawarkan kepadaku buat ML namun memohon maaf saya tidak bisa disebabkan saya cuman dapat untuk Dutaku dan Mas Pujoku, kemunculan Meta sebetulnya tidak mereka perlukan pula tetapi sebab telah terlanjur jadi kami sependapat melanjutkan entahlah hingga kapan yang terang kami sama sama mencintai

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama