BEGITU PULA TIDAK SELAMANYA DIPERKOSA TIDAK ENAK, Hasrat-Bispak52 Lebih pada tiga tahun saya bekerja jadi pembantu rumah tangga, majikanku ini tersohor kaya serta baik ditambah lagi ia merupakan kades serta dihormati oleh orang-orangnya, majikanku ini namanya Bapak Dimas, waktu bekerja di sini saya rasakan nikmat tak nikmatnya jadi pembantu, serta peristiwa sepanjang tinggal di sini saya pernah ditiduri.
Malam itu amat panas sekali saya pengin tidur saja sulit selanjutnya saya bukalah jendela kamarku biar anginnya masuk ke kamarku dan saya ganti kemeja dengan daster tipis saya mennyalakan kipas anginnya baru saya dapat tertidur lelap. Yang bikin saya kebingungan di saat itu saya justru punya mimpi dengan pengemudi pribadinya Bapak Dimas.
Namanya Pak Aris dalam mimpiku ia membukukanngiku serta merengkuhku tiada pakain dan telanjang keseluruhan, meski umurnya yang telah tua namun tubuhnya itu yang kekar seperti orang umumnya fitnes, beliau bertubuh yang kekar serta berotot.
Serta yang membuatku geli yaitu buah terong yang menggantung elok di pangkal pahanya. Ih, demikian menggemaskan.Pelan-pelan beliau dekatiku serta langsung meremas remas buah dadaku yang udah terbuka bebas.
Tidak tahu mengapa belaian Pak Aris berasa demikian riil, seperti tidak dalam mimpi. Bahkan juga saat bibir tebalnya mulai melumat kupingku saya sempat tersentak dan perlahan terpelihara dari tidurku. Tapi begitu terkagetnya saya waktu mengenali apa yang sebetulnya berlangsung.
Nyatanya apa yang saya rasakan barusan bukan cuma mimpi. Di mukaku rupanya sungguh-sungguh ada figur Pak Aris yang memegang badanku.Pak Aris! Apa yang Bapak kerjakan? Saya menggerakkan badan Pak Aris kuat-kuat maka ia terjengkang ke belakang.
Lekas saya tutupi badanku yang rupanya pun hampir telanjang dengan selimut.Tenang, Lis! Telah lama saya merendam gairahku padamu! Kembali Pak Aris coba merangkul badanku. Tetapi kembali saya menggerakkan badannya kuat-kuat ke belakang.
Pergi! Gertakku.Atau saya dapat teriak!Silakan teriak! Buang waktu saja kamu teriak. Karena tidak ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga barusan sore udah pergi ke Bandung buat berlibur! Jadi bertambah baik kamu taati saja impianku!Pak Aris tersenyum sinis.
Saya lebih ketakutan waktu Pak Aris kembali dekatiku. Lekas saja saya melonjak dari dipan serta coba lari mengarah pintu dengan situasi telanjang. Akan tetapi apes! Saya kalah cepat dengan Pak Aris.
Secara sekejap, dia menangkapku dari belakang dan menekankan badanku mengarah dinding. Ke-2 tangannya mencengkam kuat lenganku ke atas tembok, sedang ke-2 kakinya menutup kakiku maka saya susah buat bergerak.
Saya berusaha untuk meronta maksimal. Akan tetapi sia-sia, tenaga Pak Aris benar-benar jauh semakin kuat diperbandingkan tenagaku yang cuma seorang wanita. Makin kuat saya meronta, kian kuat genggaman Pak Aris di Badanku.
Tolong, Pak! Bebaskan saya! saya menangis dan mengemis terhadap Pak Aris. Tapi sia-sia saja. Beliau tidak dengerin perkataanku. Juga dengan liar Pak Aris menohokiku dengan ciuaman mautnya.
Lama-lama tanagaku terkuras habis. Badanku jadi lemas. Saya tidak dapat melakukan hal apapun kembali. Yang dapat saya kerjakan hanya pasrah dan ikuti ketentuan mainnya Pak Aris.Perlahan cengkraman Pak Aris mulai mengendor.
Perbuatannya yang mula-mula kasar mulai melunak serta beralih menjadi halus. Sampai saya segera masuk dalam bermainnya waktu secara halus Pak Aris mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku.
Saat itu kakiku berasa lemas dan loyo. Saya tidak kuat kembali menumpang berat tubuhku sendiri, hingga saya mulai terkulai. Tapi dengan cepat, Pak Aris selekasnya tangkap badanku, mengusungnya lalu menuntunku ke atas tempat tidur.
Sejenak tebersit di paras Pak Aris suatu senyuman kemenangan. Lantas secara lembut dia mulai melumat bibirku. Entahlah mengapa saya tidak dapat buat menampiknya. Juga ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalasnya lumatannya itu.
Nach, demikian donk Lis! Kalaupun berikut ini kan lebih sedap! kata Pak Aris puas.Saya tersenyum tersipu-sipu.Bapak betul, kemungkinan lebih bagus saya mengikuti bapak dari mula barusan. Bahkan, telah lama pula saya tidak mendapati sentuhan laki laki.
Kembali Pak Aris tersenyum suka.Trus, ngapain kamu barusan gunakan coba berontak, Lis?"Barusan saya hanya terkejut saja. Dibalik performa bapak yang bersahaja, kok begitu tega bapak coba memerkosa saya.
Namun, ah biarlah! Yang pentingkan saat ini saya sudah jadi punya Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Kecupannya mulai merembet lewat leherku setelah itu turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang kasar sapu kulit dadaku maka dari itu memunculkan kesan khusus yang bertambah membuatku terasanya terbang ke angkasa.
Kecupan dan jilatan Pak Aris terus bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah repot di pangkal pahaku membikin pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.Oh, Pak Aris! Tidak boleh siksa saya sebagai berikut! rengekku.Pak Aris tak pedulikan ucapanku.
Malah dia malahan menyibakkan rumput-rumput liar yang merintangi pintu goa darbaku.Wah, Lis! Sangat indah memiaw kamu. Berwarna merah muda dengan baunya yang merebak. Oh, benar-benar memesona.
Laksana sekuntum mawar merah yang sedang merekah pada pagi hari. Pastilah kamu menjaganya secara baik. Oh, Lis! Saya senang sekali dengan memiaw yang sesuai ini!Pelan-pelan Pak Aris menjulurkan lidahnya serta sapu permukaan klitorisku.
Berasa kasar, benar-benar. Tetapi nikmat!Ayolah, Pak! Ouhh, saya telah tidak tahan kembali. Saya lagi mengemis terhadap Pak Aris. Tetapi ia lagi permainkan emosiku. Pada akhirnya saya cari ide lain.
Saya coba menggerayangi badan kekar Pak Aris sembari mencari buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Serta tak sulit buatku untuk mendapati buah terong sebesar itu. Secara lembut dan manja, saya mulai mengocak tangkai kont*l Pak Aris dibarengi dengan pijatan-pijatan yang membuat beliau merem terbuka.
Perlahan-lahan saya membantu kont*lnya ketujuan memiawku yang telah basah. Tetapi dengan nakal, Pak Aris cuma tempelkan serta menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku.
Berasa geli, memeng. Namun kesan yang saya rasakan berasa nikmat. Belumlah sempat saya rasakan yang seperti berikut.Oh, Pak Aris! Ayolah.saya telah tidak tahan kembali, cepat memasukkan donk!Saya telah tak dapat tahan ditangani begitu.
Perlahan-lahan saya meningkatkan bokongku ke atas untuk menyongsong kejantanan Pak Aris yang udah ngaceng. Selanjutnya saya menghimpit bokong Pak Aris ke bawah biar kont*l itu dapat masuk dengan prima.Narasi Sex Gagahi,Narasi Asusila gagahi,Cerit ngentot Cabuli,Narasi Porno setubuhi,Narasi Hot Gagahi,Gagahi Kesenangan
Aaarrrghhh! saya menjerit kecil di saat tangkai kont*l Pak Aris yang besar itu tembus lubang vaginaku. Sebelumnya berasa bawa dan perih, lantaran ukuran k*ntol Pak Aris memanglah besar dan panjang apabila ketimbang dengan punya suamiku.
Tetapi sehabis buah terong itu terbenam sesaat di lubang vaginaku, rasa perih itu perlahan-lahan beralih menjadi rasa nikmat.Perlahan Pak Aris mulai mengayunkan bokongnya naik serta turun.
Hooohh.., Pak! Ssstt, nikmat Pak! saya jadi bicara tidak karuan.Marilah, Lis!Goyangkan pan..tatmu! Ooohhh!Saya ikuti kata Pak Aris. Kucoba untuk mengikut irama dan beberapa gerakan nikmat yang tengah dilakukan Pak Aris.
Gesekan-gesekan lembut di antara tangkai kont*l Pak Aris dengan dinding vaginaku berasa sangat nikmat.Ohhh, Lis! Yabegitu! Terusgoyangkan bokongmu! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris nampak demikian nikmati permainan kami.
Kusaksikan mukanya menengadah dengan mata terpejam, seakan menghayati sedotan dari vaginaku. Kadangkala dari bibirnya kedengar lenguhan serta desisan keasyikan.Aku juga nikmati sikatan-sodokan oke tangkai k*ntol Pak Aris.
Juga saya memegang badan kekar Pak Aris dengan kuat. Seakan gak pengin stop dari permainan itu. Keringat mengucur deras lewat pori-pori badan kami, maka dada bagian Pak Aris yang dengan bulu halus nampak cemerlang lantaran basah oleh keringat.
Saya tak menduga, rupanya di umurnya yang capai 1/2 masa itu, Pak Aris masih mempunyai stamina yang sempurna. Sampai saya kerepotan hadapi goyangan dan sikatan mautnya.
Sampai pada akhirnya saya merasai ada suatu hal yang berdenyut dari dalam rahimku.Ooohh, Pak! Saya, pengin ke..luar!Ssshhhtt, Arrhhhggg! Saya tidak kuat kembali meredam suatu hal yang menyudutkan keluar dalam rahimku.
Tapi Pak Aris masih juga mengayunkan kont*lnya masuk-keluar serta menusuk-nusuk goa darbaku. Dan sekejap setelah itu, saya pula rasakan tangkai k*ntol Pak Aris mulai berdenyut di dalam vaginaku.
Hingga akhirnya.Aaaoouuhhh, Lis! Nikmat bangeet!Cairan putih kental menyemburkan deras dari ujung tongkol Pak Aris. Pak Arispun lantas jatuhkan diri ke segi badanku. Napasnya nampak tersengal dan tampak kecapean.
Oh, Pak Aris! Bapak benar-benar luar biasa. Udah lama saya tidak merasai nikmat sesuai ini. Terima kasih ya Pak! Saya merengkuh badan Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada bagian Pak Aris sekalian mengelus-elus bulu-bulu halus yang berbaris rapi sampai ke pangkal pahanya. Secara lembut juga Pak Aris membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah, nyatanya disetubuhi itu tak selama-lamanya tak sedap. Kesempatan ini malah saya menginginkannya kembali.